Sunday 22 March 2009

Toko Suami

Dear all,

Tentunya kalian pernah dengar cerita tentang toko yang menjual calon suami?

Toko itu terdiri dari 6 tingkat. Perempuan-perempuan pengunjung boleh memilih calon suami dari lantai mana saja. Jika tidak puas dengan pilihan di lantai bawah, pengunjung boleh naik ke atas. Syaratnya, jika sudah naik ke lantai yang lebih tinggi, pengunjung tidak boleh turun lagi untuk memilih calon suami di lantai bawah.

Seorang perempuan pun kemudian terlihat memasuki toko tersebut. Di lantai 1, dia melihat papan pengumuman bertuliskan: "Lelaki di sini mempunyai pekerjaan".

Meskipun sempat tergoda, si perempuan memutuskan untuk naik ke lantai 2: "Lelaki di sini punya pekerjaan dan sayang anak".

Menarik. Tapi si perempuan ingin mencari yang lebih dari itu. Naiklah dia ke lantai 3: "Lelaki di sini punya pekerjaan, sayang anak, dan sangat ganteng".

Wow. Si perempuan tidak tergoda dan tetap lanjut ke lantai 4: "Lelaki di sini punya pekerjaan, sayang anak, super ganteng, dan suka membantu pekerjaan rumah tangga".

Luar biasa. Si perempuan pun merasa sangat takjub. Tapi entah kenapa, dia tidak berhenti dan terus lanjut ke lantai 5: "Lelaki di sini punya pekerjaan, sayang anak, super ganteng, suka membantu pekerjaan rumah tangga, dan sangat romantis".

Mengagumkan! Si perempuan pun mulai tergoda untuk berhenti. Tapi karena penasaran, dia terus naik ke lantai 6. Di lantai terakhir itu dia dihadapkan pada papan pengumuman bertuliskan: "Anda pengunjung ke-31.456.012 di lantai ini. Tidak ada lelaki di lantai ini. Lantai ini dibuat untuk membuktikan bahwa perempuan memang tidak pernah puas. Terima kasih sudah berbelanja di Toko Suami."

Di dekat pintu keluar terdapat papan pengumumam kecil: "Pemilik toko juga membuka Toko Istri di seberang jalan. Di lantai 1 tersedia calon istri yang suka seks. Lantai 2, calon istri yang suka seks, bir, dan punya uang. Lantai 3, 4, 5, dan 6 belum pernah dikunjungi."
===

Cerita tentang toko suami itu terasa seperti tamparan yang menggelitik (hah? bukankah mestinya tamparan itu panas dan menyakitkan?!!)...

Yup, yup, gue merasa seperti habis ditampar dengan pengalaman pribadi gue saat membaca cerita itu. Bedanya, di toko suami kualitas lelaki yang ditawarkan semakin baik tiap kita naik ke lantai atas; sedangkan dalam pengalaman gue, kualitas lelaki yang gue kencani--terkadang bahkan gw pacari--makin ke sini makin menurun.

Intinya, mungkin benar kalau perempuan tidak pernah merasa puas dan selalu berusaha mencari yang lebih baik. Cukup manusiawi, bukan? Dan bukankah laki-laki juga melakukan hal yang sama? Lagipula, siapa bilang mereka gampang puas?? They're one of the most demanding creatures ever to walk the earth!!

Pertanyaannya, apakah pencarian gue masih layak dilanjutkan? Ataukah perjalanan belanja gue sudah sampai di lantai 6??

xoxo

No comments: